Sabtu, 26 Desember 2009

Menimbang Highway Pidie Jaya

Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya berencana membangun jalan layang (highway)dari Kota Meureudu ke pusat pemerintahan yang direncanakan di kaki bukit Cot Trieng yang dipisahkan oleh hamparan sawah. Apakabar rancangan proyek Rp47 miliar itu?

Perencanaan Jalan layang merupakan ide cermerlang pembangunan masa depan. Terealisasinya jalan tol, Meureudu bakal menjadi kota maju dan berkembang. Disisi lain, bila dibandingkan kondisi jalan gampong dalam kabupaten tersebut masih cukup longgar dan banyak telah rusak. Seharusnya membangun, merehab jalan lama yang telah rusak, dan membuka jalan baru yang belum tembus ke daerah terpencil. Meningkatkan mutu jalan dan kelas jalan yang ada untuk meningkatkan kelancaran dan keamanan arus transportasi di gampong yang bersangkutan.

Tersedianya anggaran dana pembangunan, silakan membangun jalan layang. Tapi jika belum mencukupi dana, tunda dulu pembangunannya. Nyatanya sekarang pemerintah daerah tetap komit akan membangun jalan dengan cara dua tahap. Ironis sekali, seharusnya mengutamakan dulu pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan fasilitas publik yang mendesak bagi rakyat. Pengembangan petani, nelayan sebagai sentral ekonomi gampong dan daerah memberdayakan petani.

Alasan pemerintah membuka jalan layang demi menyelamatkan lahan pertanian. Dibangun atau tidak jalan, lahan produktif milik masyarakat tetap akan dipakai oleh pemiliknya untuk mendirikan bangunan baru, seperti pembangunan deretan toko-toko baru bakal ada sepanjang jalan raya. Bila dilihat dari faktor kemacetan, berapa macetnya lalu lintas di Pidie Jaya sampai akan dibangun jalan layang?

Sebelumnya tidak ada studi kelayakan pembangunan jalan layang di Pijay, dimana masih ada pro-kontra. Jalan di kampung banyak yang hancur, tidak direhab dan belum di perbaiki, tiba-tiba telah ada dana pembangunan jalan layang dari provinsi. Kita melihat lalu lintas di kampung tidak sesibuk di kota, aktivitas masyarakatnya hanya rutinitas sehari-hari.

Salah satu cara mengantisipasi pemakaian banyaknya lahan pertanian, pemerintah harus tegas dalam memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) baru. Menurut data BPS Pidie Jaya luas area tanam 13.390 ha, luas panen 13,253 ha, produksi 81,459 ha dan produktivitas/ton 6,15 ha/ton.

Berapakah lahan digunakan untuk membangun jalan? Adakah semua areal produktif masyarakat masuk dalam daftar lahan pembangunan, tentunya tidak. Berapa hektar tanah terpakai untuk pengembangan kota Pidie Jaya kedepan?
Lahan pembangunan pusat kantor telah menjadi daerah strategis. Harga tanah juga ikut mahal seiringi dengan akan dilakukan pembangunan. Konsep pengembangan wilayah bisa kita dilihat dengan konsep pembangunan negara maju. Adanya sektor andalan yang dapat memberi pendapatan bagi daerah. Seperti sektor pertanian, perkebunan dengan 13.390 ha produktifnya menjadi andalan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) Pidie Jaya.

Setelah berubahnya fungsi lahan, produksi hasil tanam akan menurun. Apa dilakukan oleh pemerintah daerah, mengigat luas kabupaten 1162,85 km2 perincian luas darat 952 km2 dan luas laut 210,08 km2. Lebih besar luas lautnya daripada daratan, sektor laut terlupakan oleh pemerintah Pidie Jaya. Padahal jika dikembangan menjadi sector utama pemasukan PAD daerah.

Sedangkan sektor ril lain belum ada pembangunannya samasekali seperti hotel, wisma, losmen, restoran, rumah sakit, PDAM, dan pusat kota. Diharapkan pemerintah meningkatkan akses pembangunan kepada swasta untuk membangun Pidie Jaya. Wacana pembangunan jalan layang tersebut menjadi bahan diskusi dalam kelas AMDAL MTK Unsyiah. Bukhari salah seorang mahasiswa menilai belum saatnya pembangunan jalan layang. “Masyarakat Pidie Jaya belum membutuhkan jalan layang, mereka butuh ketersediaan lapangan kerja”, ucap Bukhari.

Menurut data statistik jumlah penduduk Pidie Jaya tahun 2008 lalu adalah 128.446 jiwa, 51.184 jiwa laki-laki dan 67.262 jiwa perempuan. Belum ada data berapa orang pengangguran di Pdie Jaya, yang pasti permasalahan utama kabupaten ini adalah pengangguran dan kemiskinan. Setelah adanya jalan layang apa bisa mengangkat perekonomian.
Sektor pembangunan mendasar adalah pembangunan infrastruktur jalan raya, rencana pembangunan dan peningkatan ruas jalan yang ada. Pembangunan jalan secara umum menjadi sangat penting, mengingat jalan raya bagian dari sistem transportasi darat yang sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan di berbagai sektor kehidupan masyarakat.

Pembangunan jalan sangat diperlukan untuk menopang pelaksanaan pembangunan di bidang lain, yang ditujukan untuk keseimbangan dan pemerataan pelaksanaan pembangunan serta pengembangan wilayah. Pembangunan jalan diperlukan dalam rangka pembentukan pola tata ruang dan struktur ruang. Pembangunan jalan layang usulan pemerintah Pidie Jaya telah mendapatkan respon dari masyarakat. Kabar dibangun jalan layang di Pidie jaya telah terdengar beberapa bulan lalu. Melihat kondisi masyarakat kabupaten baru ini adalah sebagai petani dan nelayan, semua kembali membayangkan dampak yang akan terjadi. Coba kita lihat berapa pertumbuhan kendaraan, pengguna kendaraan masih longgar memakai jalannya.

Satu lagi, kenapa dibangun melintas didepan kantor pemerintah? Apa diperlukan jalur layang di tengah kota? Kapan jalan layang ini menjadi kenyataan? Begitu pertanyaan muncul dengan melihat kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Adakah pemerintah mengadakan polling jajak pendapat layak tidak dibangunnya jalan layang.

Seiring dengan perkembangan zaman, program pemerintah membangun jalan layang merupakan cita-cita pembangunan masa depan, apa sudah saatnya dibangun jalan tol di Meuredue? Pada dasarnya pembentukan Kabupaten Pidie Jaya adalah untuk mensejahterakan rakyat.

Cita-cita pembangunan jalan tol juga dilakukan oleh Pemerintah Aceh. Jalan tol Aceh yang menghubungkan Lintas Timur mulai dari Banda Aceh sampai ke Aceh Tamiang lagi dalam penyusunan AMDAL.

Mewujudkan fasilitas infrastruktur jalan yang memadai dan berorientasi pada kelestarian lingkungan. Peningkatan potensi sumberdaya daerah sebagai daerah pertanian, perkebunan, perikanan, dan daerah wisata alam yang berwawasan lingkungan sesuai Rencana Dasar Tata Ruang Wilayah (RDTRW), Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Pembangunan Jangka Pendek daerah terkait.

Manfaat dari pelaksanaan pembangunan ruas Jalan Semakin lancarnya arus distribusi barang dan jasa di wilayah yang bersangkutan. Meningkatkan perekonomian masyarakat dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan darat karena arus distribusi dan operasional yang semakin baik, khususnya bagi pengadaan bibit, obat-obatan, pupuk, dan distribusi hasil panen ke wilayah yang lebih luas. Meningkatnya lapangan kerja bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pembangunan jalan maupun pengadaan barang dan jasa yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan jalan.

Sekitar 47 miliar lebih dana dibutuhkan membangun jalan layang Pidie Jaya. Dana itu bersumber dari hibah Provinsi sebesar Rp 12,8 milyar, dana dari sumber lain tahun 2010 Rp 10 milyar serta dari sumber lainnya tahun 2011-2012 sebesar Rp 26 miliar. Kira-kira apa seimbang dengan nilai investasinya?

Coba diasumsi kapasitas kendaraan di Pidie Jaya berapa pertumbuhnya, apa sama dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Adanya jalan layang dari jalan menuju pusat perkantoran akan menjadikan jalur ibukota kabupaten Pidie Jaya dihiasi beton melayang. Akibatnya akan ada dampak polusi, perubahan street scape. Kawasan perkampungan akan berubah, apa perancangnya sudah memikirkan penyesuaian jalan layang tersebut dengan lingkungannya.

Disepakatinya pembangunan jalan layang sepanjang 800 meter dengan lebar 30 meter oleh Dewan dengan alasan ingin menyelamatkan bantuan dana hibah provinsi Rp 12,8 milyar. Alasan lain pemerintah membangun jalan layang untuk menyelamatkan sawah produkif dari pembangunan toko-toko baru, serta menghemat anggaran penimbunan sawah. Seperti dijelaskan diatas, susah menghambat pertumbuhan pembangunan toko sepanjang jalan.

Pembangunan jalan baru akan membuka pergerakan ekonomi, menambah peluang kerja bagi masyarakat. Pembebasan tanah dengan harga tanah yang tinggi sekitar projek jalan layang. Di kota besar jalan layang berfungsi sebagai jalur cepat, menghindari macet. Biaya sekali masuk Rp6.000 s.d Rp12.000 rupiah, jalan sebagai gerbang masuk ke jalan cepat ini yang tentunya perlu radius putaran yang besar.

Terbayangkah seperti apa jadinya setelah jalan layang ada, apakah masyarakat memerlukannya? Sekarang bukan anti dengan segala bentuk perubahan dan pembangunan di Pidie Jaya. Pernah pemda mencari alternatif untuk memecahkan masalah dengan tidak membuat destruksi arsitektur kota yang belum ada pembangunannya sama sekali. Setidak-tidaknya bisa memaksa pemda Pidie Jaya mulai memikirkan cara menata kawasan perkotaan dengan hadirnya jalan layang.

Masyarakat telah mengetahuinya, mengerti dan apa disetujui pembangunan jalan layang? Sementara ruas jalan raya yang ada belum begitu dipadati arus kendaraan bermotor. Jalan layang kita bandingkan dengan di Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura, New Delhi dan Manila. Selain jalan layang, Pijay bisa juga mengusulkan pembangunan jalan bawah tanah (subway) sebagai alternatif lainnya seperti subway di Singapura, tapi jalan bawah tanah belum saatnya dibangun di Pidie Jaya.

Perencanaan Matang
Diharapkan pemkab harus mempunyai konsep yang matang dalam perencanaan pembangunan tersebut. Pihak yang merencanakan pembangunan mempublikasikan bagaimana dampak positif dan negative tehadap masyarakat, baik secara ekonomi maupun nilai sosial. Akan sia-sia pembangunannya bila tidak bisa memberi manfaat bagi rakyat.
Konsep pembangunan jalan layang harus mempertimbangkan banyak aspek. Pertama membangun jalan layang mulai dari kilometer satu, yakin pihak terkait dalam pembangunan akan memikirkan pembangunan kabupaten Pidie Jaya ke arah yang maju dan bermartabat.

Pembangunan jalan layang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jadi perencanaannya harus benar-benar matang dan tepat waktu. Seperti Pembebasan tanah warga sekitar lokasi pembunganan. Satu lagi permasalaham, banyak Kebutuhan dana pembangunan untuk Kabupaten Baru belum ada pos.

Ruas jalan direncanakan ini tidak merusak ekosistem Cagar. Secara fisik berpotensi menimbulkan dampak degradasi pada ekosistem, menimbulkan perubahan pada bentuk lahan dan bentang alam, dan secara tidak langsung dapat memicu terjadinya kerusakan sumber daya alam di wilayah tersebut.

Ruas jalan layang dapat mempengaruhi lingkungan sosial budaya masyarakat setempat, sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Diharapkan kegiatan pembangunan layang Pidie Jaya harus dilengkapi dengan dokumen rekomendasi lingkungan, tujuannya untuk melihat layak tidaknya kegiatan ini dilanjutkan ke tahap konstruksi.[]

Publikasi kolom Fokus Harian Aceh, 15 Desember 2009

0 komentar: