Kamis, 31 Desember 2009

Manfaat Minyak Nilam

Sentra produksi nilam di Indonesia adalah Aceh, Pasaman Sumatera Barat, Dairi, Tapanuli, dan Nias (Sumatera Utara), Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah lainnya.

Di Aceh telah ada penanam nilam pada Abad ke IV sesudah Masehi, dalam buku sastra Hindu Pidaloka dan sebelum Islam datang, telah ditemui 44 jenis wewangian dan Kaca yang hidup subur di Aceh. Potensi wewangian dan kaca inilah yang merupakan cikal bakal berkembangnya aneka jenis makanan dan minuman di Aceh yang sangat enak dan gurih serta mampu menetralisir berbagai jenis masakan ikan dan daging sehingga tidak berbau anyir.

Para pakar sependapat bahwa bukan hanya minyak nilamnya yang bermanfaat. Di India daun kering nilam juga digunakan sebagai pengharum pakaian dan permadani. Bahkan air rebusan atau jus daun nilam, kabarnya dapat diminum sebagai obat batuk dan asma. Remasan akarnya untuk obat rematik, dengan cara dioleskan pada bagian yang sakit. Bahkan juga manjur untuk obat bisul dan sakit kepala. Remasan daun nilam dioleskan pada bagian yang sakit.

Selain sebagai pengikat wangi pada parfum, kosmetika dan sebagai obat-obatan, ternyata minyak nilam berkhasiat sebagai antibiotik dan antiradang karena dapat menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba. Minyak nilam juga digunakan untuk deodorat, obat batuk, asma, sakit kepala, sakit perut, bisul, herpes, wewangian (parfum) dan tergolong dalam jenis aroma woodsy. Minyak nilam merupakan minyak eksotik (exotic oil) yang dapat meningkatkan gairah dan semangat, serta mempunyai sifat meningkatkan sensualitas. Bisa juga digunakan untuk mengharumkan kamar tidur untuk memberi efek menenangkan dan membuat tidur lebih nyenyak (anti-insomia).

Dalam pengobatan tradisional India yang lebih dikenal dangan ayurveda, minyak nilam digunakan untuk penawar racun apabila digigit ular dan serangga. Minyak nilam murni (100%) dapat diteteskan pada kapas dan diusapkan pada bagian yang digigit ular cobra, dapat menetralisir racun/bisa ular sebagai pertolongan pertama.

Dalam perawatan kulit, minyak nilam dapat digunakan untuk mengobati jerawat, gangguan kulit, eksim, infeksi jamur, ketombe, keriput, luka, parut bekas lukam pemekaran pembuluh darah dan kapalan pada kaki.

Dalam hal psikoemosional, minyak nilam termasuk dalam terapi aroma kelas soothing dan tooning sebagai salah satu aspek pengobatan alternatif, karena minyak nilam mempunyai efek sedatif (menenangkan) dapat digunakan untuk menanggulangi depresi, gelisah, tegang karena kelelahan, stres, kebingungan, lesu dan tidak bergairah, meredakan kemarahan serta membuat tidur lebih nyenyak (anti-insomnia). Dalam penggunaannya, minyak nilam akan lebih baik apabila dicampur dengan minyak cengkeh, cendana, lavender dan mawar.

Minyak atsiri atau minyak terbang (Volatile oil) atau minyak eteris (Essensial oil). Sifat berbau wangi sesuai aroma tanaman. Penghasilnya, mudah menguap pada suhu kamar tanpa, mengalami dekomposisi ; mempunyai rasa getir (pungent taste), umumnya larut dalam pelarut organic (alkohol, eter, petroleum, benzena dll) tidak larut dalam air.

Kadar minyak atsisi nilainya bervariasi, tergantung pada varietasnya. Nilam Aceh (pogostemon cablin) tidak berbunga, kadar minyaknya tinggi (2,5 – 5%), demikian pula sifat minyaknya disukai pasar. Minyak terbang ini terbentuk melalui proses metabolisme di dalam tanaman. Tanaman nilam, minyak atsiri ibarat feromon yang mampu menarik kehadiran serangga penyerbuk. Aromanya mengusir serangga perusak tanaman.

Semua bagian tanaman nilam, mulai dari akar, batang, cabang, dan daun mengandung minyak terbang. Tetapi mutu dan rendeman dari akar dan batang nilam lebih rendah daripada daunnya.

Penggunaan minyak nilam sebanyak 5-6 tetes dalam air rendaman mandi atau sabun mandi dapat mencegah problem kulit, seperti kulit kering dan kapalan serta mencegah keriput. Campuran minyak nilam 10-15 tetes dalam 60 ml minyak pencampur dapat digunakan untuk pijat, dan beberapa tetes dicampur dengan sampoo dapat digunakan untuk perawatan rambut. Beberapa tetes minyak nilam dalam air panas kemudian uapnya dihirup dapat membantu menghilangkan stres.

Seperti penamanan nilam, salah satu komoditi handal Aceh masa dulu. Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, menyumbang devisa lebih dari 50% dari total ekspor minyak atsiri Indonesia. Luas areal pertanaman nilam tahun 2002 sekitar 21.602 ha, namun produktivitas minyaknya masih rendah rata-rata 97,53 kg/ha/tahun (Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2004).

Tanaman dianggap matang dan siap panen kalau sudah berumur enam bulan atau 5-8 bulan. Bagian yang dipanen, cabang dari tingkat dua ke atas, sekitar 20 cm di atas tanah. Biasanya disisakan satu cabang di tingkat pertama untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru. Tiga bulan kemudian cabang dan anakan baru dipanen kedua kalinya. Periode panen berikutnya setiap selang tiga bulan. Bila tanaman bagus, hasil panen dapat mencapai 3,5 – 4 ton daun nilam kering.

Pemanenan daun nilam sebaiknya dilakukan pagi hari, atau menjelang petang dan ketika musim kering dengan menggunakan sabit, gunting atau parang tajam, Tujuannya agar daun tetap mengandung minyak atsiri tinggi (2,5-5%). Pemetikan siang hari membuat daun tetap kurang elastis dan mudah robek, adanya transpirasi (penguapan air) daun lebih cepat sehingga kadar minyak atsirinya berkurang.

Nilam yang sudah dipanen dipotong-potong 3-5 cm, kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama empat jam (pukul 10.00 - 14.00). setelah itu diangin-anginkan di atas para-para yang teduh, sambil dibolak-balik 2-3 kali selama 3 – 4 hari hingga kadar airnya tinggal 15%, kondisi ini siap di suling. Pengeringan tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Pengeringan yang terlalu cepat membuat daun rapuh dan sulit disuling. Pengeringan yang lambat, daun menjadi lembab dan muda ditumbuhi jamur. Akibatnya rendeman atau mutu minyak yang dihasilkan menurun. [dsb]

0 komentar: