Kamis, 31 Desember 2009

Pukiék Judo

Beberapa hari yang lalu terbaca sms di kolom sms pembaca di harian tercinta ini, bahwa ada seorang wanita begitu berharap datangnya seorang Samlakoe disisinya. Meratapi kondisi diri dengan penantian tidak ada ujung, padahal sudah sewajarnya seorang wanita mendapat perlindungan dan kasih sayang dari Lakoe-nya. Merindukan kedatangan seorang suami disisinya adalah pengakuan seorang perempuan Aceh yang mulai membuka diri.

Isi sms itu pada intinya siap dan mau dipoligami, mau menjadi Sambinoe kedua, ketiga dan inoeng kempat. Apa Cut tersenyum dalam hati, benar juga tu. Laki-laki yang telah diberikan kemudahan harta benda, boleh kawin dengan 4 orang perempuan. Apa Cut mengajak kepada Saudagar Aceh mau meminang perempuan dengan memberi rasa kenikmatan hangat berumah tangga, boleh mengawini 4 orang wanita. Ampon, yoe kesempatan ka dibuka pinto bagi tanyoe kawin lagi.

Disini kita lihat aja, mana suara jender, pembela kaumnya dengan penyetaraan. Kalau pejuang Jender tiada yang bersuara, jadi kita sudah siap berpoligami. Coba Tanya dulu ma orang rumah, apa mau menerima kalau berpoligami. Laki-laki, ada tiga orang perempuan lagi menanti untuk dikawinin. Hai Ampon, cepat hubungi nomor yang sms itu, sapa tau dia jodoh yang kedua bagi engkau. Tak mau ah, nanti marah orang rumah, timpal lagi Ampon.
Apa Cut, lihatlah perkembangan dan situasi Nanggroe Aceh saat yoe. Ka lee ureung inong gen ureung agam. Populasi perempuan melebihi laki-laki, ya sudah nasib bagi kaum hawa, maka jieh bak ureung inong bek meuhai-meuhai that jeulame, watee dijak lakee oleh ureng agam.

Teriak Apa Cut, ka lon lakee zameun tapi han di tem, makanya dia ketinggalan kereta. Sekarang dirimu sudah tua, siapa yang mau lagi. Ingat wahai perempuan, diri engkau itu cepat tua, udah tau cepat tua belagak mahal lagi. Siapa yang mau, timpal Ampon membalas Apa Cut.

Perang argumen Apa Cut dengan Ampon terus berlalu dengan menceritakan perjalanan kisah cinta bersama pacar pertamanya masing-masing. Apa mereka menunggu seorang pangeran jatuh dari langit, coloteh Apa Cut. Jangan berharaplah dengan kondisi macam itu. Tak perlu repot-repot, sabar dulu bagi inoeng yang belum na Lakoe. Apa Cut ingin juga melamar dirimu, simpul Ampon. Tapi sekarang harga emas mendekati satu juta. Tak mungkin kita kawin lagi, barang pada mahal semua.

Rupanya pembicaraan Apa Cut dengan Ampon dikuping oleh Ade. Seorang gadis cantik yang ingin sekali menjadi Sambinoe dengan Samlakoe dari golongan orang kaya raya. Telah lama ditunggu, sampai hari impian itu tidak datang juga. Macam dalam film-film dalam layar lebar. Ah, engkau wahai Ade ada-ada saja, bukannya menerima apa adanya datang melamarmu. Setahun lagi dirimu sudah tua tu. Cepat Pukiek Judo dari pemuda yang engkau cintai. Jangan bermodalkan harta, harta itu bisa kalian cari, tapi cinta itu susah dicari.

Kata-kata Pukiék judo atau yang bahasa kerennya mencari sendiri calon pendamping hidup itu keluar begitu saja dari Apa Cut, mengakhiri pembicaan hangat dengan Ampon. Ade pun tersenyum malu, Apa Cut menawarkan diri melamar Ade, menjadikan Ade Istri ke dua. Ade pun pergi meninggalkan mereka dengan kecewa, mereka itu udah tua, masak melamar kami yang gadis-gadis ini. Jangan-jangan mereka itu telah puber ketiga, teriak Ade dalam hati.[Bahagia Ishak]

0 komentar: