Gejala alam adalah rahasia ilahi. Pesan kepada manusia untuk mempelajarinya, seperti para ilmuan naik ke atmosfir dengan menggunakan balon udara, pesawat terbang dan pesawat sejenisnya. Mempelajari sifat-sifat udara dengan bantuan alat-alat dan instrument. Setelah itu mereka menyusun teori dan menetapkan dalil-dalilnya.
Contoh nyata bila kita naik ke ruang angkasa, tekanan atmosfer yang kita peroleh semakin berkurang. Akibatnya oksigen yang kita hirup pun kian sedikit, waktu naik maka tahap pertama akan terasa ketidaktenangan dalam dada. Pada ketinggian 19 kilometer, darah akan keluar dari tubuh dari pori-pori kulit yang seakan mendidih.
Awan naik ke angkasa dan menutupi cahaya matahari, sementara hujan dan hujan es turun dari awan itu sendiri. Strukturnya mungkin mengandung muatan listrik dalam kondisi tertentu. Gejala ini diringi oleh pembongkaran muatan listrik antara berbagai bagian dari awan yang sedang terbentuk. Pembongkaran muatan listrik ini menyebabkan timbulnya bunga api yang menakutkan, biasanya disebut kilat. Apabila pembongkaran muatan listrik ini terjadi antara awan dan permukaan bumi, maka dalam hal ini disebut halilintar (petir, geledek).
Bahwa ekspansi udara yang cepat karena panas yang mendadak menyebabkan kilat, diikuti oleh tekanan antara dan tekanan rendah di ruang angkasa yang disebut guntur atau guruh. Sumber bunyi guruh berasal dari pantulan bunyi yang menggemuruh dari serangkaian basis awan, dan karena ketinggian dan sejenis itu.
Hujan adalah sumber dari air segar dan bersih di bumi, merupakan tulang pungung kehidupan di bumi. Air bersih inilah yang memberikan kemakmuran sepanjang zaman. Mengenai hal ini, Al-Qur’an menguraikan secara lengkap mengenai berbagai ayat dan berbagai cara.
Tentang angkasa, awan dan langit disebut dalam Al-Qur’an, diantaranya; “… atau seperti (orang-orang yang tertimpa) hujan lebat dari awan disertai gelap gulita, guruh dan kilat.. (Al-Baqarah: 19)”, … dan Dia menurunkan air (hujan) dari awan. Lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu…(Al-Baqarah: 22).
“… dan apa yang Allah turunkan dari angkasa berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya… dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi.. (Al-Baqarah: 164). Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit (Al-Imran: 5).
Dan Dialah yang menurunkan hujan dari awan, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan … (Al-An’am: 99).
Ahli-ahli botani berpendapat bahwa angin merupakan faktor penting dalam pembuahan kebanyakan jenis tanaman. Hal ini telah disebutkan dalam Al-Qur’an sejak 14 abad lalu sebagai alat pembuahan. Angin juga sebagai faktor penting dalam mengendalikan awan, menaburinya dengan inti (nucleus) dari kondensasi dan mengumpulkannya di angkasa menjadi hujan.
Bahwa Qur’an selalu merangkaikan jatuhnya hujan dari angkasa dengan mengirim angin, yang maksudnya adalah bertiup (konvergensi). Kedua gejala ini adalah uraian sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Dewasa ini orang mengetahui dengan pasti, turunnya hujan diikuti oleh proses naiknya udara ke atas dengan cara konvergensi atau konveksi, ataupun faktor-faktor lain yang sama. Kemudian udara menjadi dingin karena ekspansi. Dalam dunia ilmiah proses ini dikenal dengan sebutan pendinginan adiabatik.
Apabila udara berekspansi, ia menempati ruang, volume yang lebih besar sebagai akibat dari tekanan rendah yang terjadi pada lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Suhunya dengan sendirinya turun, menyebabkan pertikel-partikelnya kehilangan energi, demikian pula sebaliknya. Apabila udara menjadi dingin, kemampuan membawa uap air berkurang. Kelanjutan dari proses ini, yaitu naiknya udara terus menerus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi dan terjadi pendinginan, menyebabkan ia kehilangan daya untuk membawa uap air.
Ini mengakibatkan uap air berkumpul dalam bentuk tetesan-tetesan air atau kristal-kristal salju di dalam awan. Partikel-partikel ini lambat laun semakin bertambah banyak dalam kondisi yang sesuai hingga arus udara yang semakin naik kehilangan kemampuan untuk membawanya.
Pada tahap inilah partikel-partikel tersebut jatuh sebagai hujan es, atau bentuk curahan lain yang datang dari angkasa, untuk menghidupi bumi setelah mati. Semua ini adalah proses pendinginan adiabatic yang mengiringi arus udara membumbung tinggi.[dsb]
Apa Kabar Jalan Layang Pidie Jaya
-
Oleh. Bahagia Ishak
Ratusan tiang pancang yang dibuat dari beton bertulang berdiri kekar di
lahan bekas sawah gampong Cot Trieng Kecamatan Meureudu Kabupat...
14 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar